Creative Storyteller OneComm Indonesia, Handoko Hendroyono mengatakan,
"Sekarang adalah era produk, bukan era iklan. Produk harus memiliki story telling yang kuat sehingga layak untuk diceritakan."
Apabila Anda memiliki produk dan ingin berangkat dari blog atau website,
anggap saja media tersebut sebagai rumah yang telah berisikan cerita
mengenai produk. Pastikan konten cukup kuat dan bernilai sehingga layak
untuk disebarkan media sosial, seperti Twitter, Facebook, Instagram,
Path, dan Pinterest.
Era kolaborasi
Optimalisasi kegiatan pemasaran pun dapat dilakukan dengan menerapkan kolaborasi dari sisi produksi. Sejumlah brand besar tak segan-segan menggandeng brand kecil untuk memperluas target market dan menerapkan strategi pemasaran niche hingga mampu bersaing dengan kompetitor.
Menurut
Handoko, era kolaborasi juga patut untuk dieksplorasi dalam konteks
media. Kecenderungan yang akan terjadi adalah era partisipasi yang tak
lagi diukur dari besarnya nominal sponsorship. Perusahaan media yang kecil bisa saja memberikan nilai (value) konten yang besar, sebut saja Huffington Post dan Mashable yang sedang naik daun.
Sementara
itu, produk yang memutuskan untuk terjun ke sosial media sebaiknya
tidak melakukan komunikasi satu arah. Hal yang perlu dilakukan adalah
tetap menciptakan konten.
Pastikan calon konsumen memiliki
alasan kuat untuk mengikuti linimasa produk Anda dan terus mengikuti
informasi yang dibagikan. Tentu saja konten yang dipaparkan tak melulu product knowledge, tetapi hal-hal yang bernilai sehingga mampu melibatkan konsumen pada suatu aksi nyata (movement). Misalnya saja, ajakan gerakan peduli sosial.
"Mau tak mau, pemasar harus menerima kenyataan bahwa kini eranya inklusif, bukan eksklusif. Brand tidak bisa lagi menjaga jarak. Produk menjadi milik bersama, bukan milik diri sendiri," pungkas Handoko. (GPW)
Selasa, 18 Juni 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kiat Memasarkan Produk ke Kalangan "Netizen"
BalasHapusKiat Memasarkan Produk ke Kalangan "Netizen"
BalasHapus